Monday, April 9, 2012

Benarkah Indonesia Negeri Saba yang Hilang?


Selama ini diyakini bahwa negeri Saba berada di Yaman. Namun berdasarkan kajian Indonesia Negeri Saba dan Borobudur peninggalan Sulaiman As, bahwa  Negeri Saba itu ada di Indonesia.
Ustadz Fahmi Basya, pimpinan Sains Spiritual Qur’an Dzikrul Lil Alamiin membenarkan adanya jejak Nabi Sulaiman di tanah Jawa yang berjarak waktu 30an abad lebih dan sekitar misteri Candi Borobudur sebagai ‘Arsy Ratu Saba’ yang dipindahkan jin dalam semalam seperti diinpirasi oleh ayat Al Quran terutama surah An Naml.
Setelah kita melakukan penelitian terbukti Negeri Saba itu adalah Indonesia dengan pusat pemerintahan di Jawa. dan Arsy Saba  yang dipindahkan atas perintah Nabi Sulaiman As. adalah Borobudur yang dipindahkan dari Ratu Boko, selama ini orang mengira di Yaman,” ujar lulusan Matematika MIPA UI tahun 1983 ini pada acara Training Tematik GampangUmrah – THE MIRACLE of KABAH di Jakarta, Sabtu lalu.
Secara metodologis, lontaran teori Stumbu didasarkan pada fakta-fakta ayat Al Quran yang difahami secara yang kita fahami secara simbolik berisi simbol-simbol matematis atas budaya penciptaan alam seisinya.  Melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran.
Fahmi menyimpulkan, pertama bahwa penjelasan QS 27:22 tentang negeri Saba tidak ditemukan di Yaman,  sedangkan bukti tersebut ditemukan di Pulau Jawa (Wana Saba). Sedangkan kedua, arti kata Saba (Sabun) tidak ditemukan nama Sabun di Yaman, sedangkan arti lain kata Saba (hutan) juga tidak ditemukan disana. QS 27:24 untuk Saba pada tempat mereka ada ayat, dua hutan sebelah kanan dan kiri. Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ bermakna hutan. Jadi, “Wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba,” terang Fahmi.
Ketiga, lanjutnya, kandungan ayat QS 27:24 “…dan aku dapati dia dan kaumnya bersujud kepada matahari dari selain Allah”. “Di dalam sejarah tak ditemukan sebuah tempat di Yaman yang masyarakatnya bersujud kepada matahari, sedangkan di Pulau Jawa berlokasi di Komplek Ratu Boko dengan beberapa bukti pendukung,” tutur dosen Matematika UIJ ini.
Bukti keempat, sepeti pada ayat 27:40 adanya bangunan (arsy) yang dipindahkan ke suatu lembah berjarak terbang burung dalam waktu singkat. Tentang siapa yang memindahkan dan bagaimana dipindahkan, tafsir ayat tersebut mengisahkan yang memindah singgasana Ratu Saba adalah JINN IFRID selesai sebelum Nabi Sulaiman mengerlingkan mata.
“Terdapat peran Jin dalam realisasi ruang waktu disini, bahwa makhluk ini memiliki syarat ilmiah memindahkan arsy Saba tersebut ke Lembah Semut. Berdasarkan hukum kecepatan cahaya, makhluk Jin mampu dengan mudah dan super cepat memindahkan suatu bangunan.  Kita tahu, peristiwa seperti ini bukan tidak pernah ada, bahkan terjadi pula di belahan bumi lain,” pungkasnya.
Fakta kelima, lanjutnya. Lokasi kabar dalam QS 6:67 ada ditemukan sisa-sisa dan tandanya di Komplek Ratu Boko yang berjarak 36 Km dari Bukit Stumbu. Letak Bukit Stumbu di desa Karangrejo, sekitar 2,5 Km sebelah barat daya Candi Borobudur, Magelang. Di lembah Stumbu inilah arsy Saba tersebut dipindahkan sebagai kisah rakyat Candi Boko dan Borobudur.  Dalam QS 34:13 “Mereka kerjakan yang ia kehendaki dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti kolah dan kuali-kuali yang tetap.”
Keenam, ayat tentang Saba QS 34:16 ’dan sesuatu yang disebut Sidrin Qolil ’ masih ditemukan bukti sedikit itu pada Gerbang Ratu Boko dan Serpihan Stupa Candi Borobudur.  Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. “Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman,” tegas Fahmi.
Ayat ketujuh 34:16 “…dengan dua kebun yang mempunyai rasa buah pahit” bisa ditemukan Pulau Jawa.  “Makna buah Maja yang Pahit seperti ini lagi-lagi tidak ditemukan di Negeri Yaman, bagi teori yang menyebut lokasi sejarah Saba,” kata Fahmi.
Kedelapan, peristiwa besar yang disebut dalam QS 34:16 tentang adanya Banjir  yang merubah peta dataran Asia dengan adanya Palung Sunda.  “Maka kami menjadikan mereka buah mulut dan kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. “
Bukti kesembilan ini terdapat pada QS 34:19. Fahmi menerangkan, peristiwa banjir dahsyat tersaebut menyebabkan wilayah Saba hancur menjadi berpulau-pulau, belum pernah dalam sejarah kehancuran suatu negeri hingga menjadi lebih 17.000 pulau seperti Nusantara ini.
Kesepuluh, adanya catatan pembatasan pada perjalanan QS 34:18. Jarak perjalanan dimaksud sebatas kekuatan terbang ideal seekor Burung (Hud Hud) sepanjang 36 Km. Angka ini, tambah Fahmi, merupakan bukti kesebelas keberadaan Saba di Jawa Tengah, merupakan jarak antara Komplek Ratu Boko sekarang dengan lokasi Candi Borobudur di Magelang.
Keduabelas, adanya surat Nabi Sulaiman (27:28) yang dibawa burung Hud Hud kepada Ratu Balkis, tiada lain dicampakkan kaki-kaki burung tersebut di pelataran istana Boko yang disebutnya sebagai Sidril Qolil, kata ini dua kali ditemui di dalam Al-Qur’an.
“Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya,” terangnya.
Ketigabelas, adanya taabut peti wasiat. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.
Dari  QS 27:29-30 Ratu Balqis mengatakan, “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sungguh (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.’
Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.
“Inilah beberapa pembuktian secuil kisah Nabi Sulaiman yang sampai kepada pemahaman bahwa Negeri Saba benar-benar terhubung kepada bangunan arsy di Jawa,” kata Fahmi.

Ibu Termuda di Dunia, Melahirkan di Usia 5 Tahun

Percaya nggak percaya, tapi ibu termuda di dunia ternyata bocah usia lima tahun, Lina Medina asal Peru. Usia kandungannya tujuh setengah bulan, ketika si bocah merasa mulas dan seperti akan melahirkan. Ajaib! Menakjubkan! Atau apapun namanya untuk menggambarkan peristiwa ini. Tapi Lina Medina yang proses persalinannya ditangani Dr Lozada dan Dr Busalleu, berhasil melahirkan dengan selamat seorang bayi laki-laki berat 2,700 gram atau sekitar 5,92 pound.





Ibu dan anak berada dalam keadaan sehat, dan hanya beberapa hari menjalani perawatan di klinik bersalin. Foto di samping diambil tahun 1940, tampak Lina Medina bersama anaknya, Gerardo Medina yang telah berusia 11 bulan, dan dokter yang menangani persalinannya, Dr Gerardo Lozada.

Dulu bahkan sampai kini peristiwa tersebut menjadi suatu keanehan, bahkan dalam catatan medis dunia peristiwa ini mendapat tempat tersendiri saking aneh dan tidak biasa. Lina Medina merupakan contoh kasus special dalam dunia kedokteran. Selain karena terlalu muda untuk hamil, dia juga ternyata sudah mendapat haid pertamanya pada usia 8 bulan. Payudaranya telah berkembang sejak berumur 4 tahun. Dan dalam usia 5 tahun kelangkangannya telah melebar dan bertumbuhnya tulang. Ini luar biasa aneh!
Lina Medina lahir di sebuah desa kecil Peruvian Paurange, 27 September 1933. Ia merupakan salah satu dari sembilan anak yang lahir di negeri kaum Ticrapo, Andes, sebuah desa yang berada di ketinggian 7.400 kaki, sebuah propinsi termiskin di Peru.
Ia melahirkan anak pertamanya pada usia 5 tahun 8 bulan lewat bedah cesar, tepat pada Hari Ibu 14 Mei 1939. Anak pertamanya yang dia lahirkan saat ia masih bocah diberi nama Gerardo Medina. Anak ini hidup hingga usia 40 tahun. Lina sempat melahirkan anak kedua tahun 1972, sayangnya namanya tidak diketahui. Anak kedua ini hidup hingga usia antara 36-37 tahun.

Kehamilan yang Mengejutkan
Entah bagaimana ceritanya, namun orangtua Lina merasa kegelisah ketika melihat perut bocah ini terus membesar dari waktu ke waktu. Awalnya mereka mengira Lina menderita penyakit tertentu, seperti tumor. Karenanya mereka pun membawa Lina berkonsultasi pada Dr Gerardo Lozada.
Kabar mengejutkan datang dari si dokter yang mengatakan perut Lina membesar bukan karena penyakit melainkan karena hamil. Dia tengah hamil 7 bulan. Ketika usia kandungannya tujuh setengah bulan, Lina pun menjalani bedah cesar. Operasi dilakukan oleh Dr Lozada dan Dr Busalleu.

Obyek Penelitian
Kehidupan Lina Medina menjadi penelitian tersendiri di dunia kedokteran. Kenapa dia bisa hamil saat usia begitu dini. Ternyata hasil penelitian dokter menemukan kalau Lina telah menstruasi pada usia 8 bulan. Kenyataan ini sampai sekarang masih menjadi misteri di dunia medis. Bagaimana mungkin seorang bayi (8 bulan) telah menstruasi.
Dalam catatan juga disebutkan, bahwa siapa bapak dari bayi itu tidak diketahui. Tapi banyak orang percaya bahwa pelaku pelecehan seksual tersebut adalah ayahnya sendiri. Si ayah ini, sebenarnya sempat ditangkap polisi, namun Lina ketika ditanya apakah ayahnya pelaku kejahatan itu, ia tidak menjawab. Akhirnya si ayah dilepaskan, karena kurangnya bukti. Kasus yang diduga pelecehan seksual itu, baru terungkap 28 tahun kemudian. Konon, pelaku perkosaan itu adalah kakak tirinya yang menderita kelainan jiwa alias gila. Bagaimana kejadiannya, tidak terungkap lebih detail. Karena Lina sendiri pun menolak menjelaskannya. Dia juga menolak wartawan-wartawan yang ingin mewawancarainya.

Kejutan Luar BiasaLina, bocah lima tahun berusaha menjadi ibu yang baik bagi bayinya yang diberi nama Gerardo seperti nama dokter yang menolongnya melahirkan. Namun uniknya, kepada Gerardo anaknya Lina mengatakan dirinya adalah kakak. Namun Gerardo mendapat kejutan yang amat sangat ketika ia berusia 10 tahun, ketika secara tak sengaja dia mengetahui kalau ‘kakak' (Lina Medina) yang berusia 15 tahun dan selama ini mengasuhnya, sebenarnya adalah ibunya.
Gerardo meninggal usia 40 tahun karena penyakit sumsum tulang belakang. Tidak ada bukti apakah penyakitnya itu muncul karena ibu yang melahirkan di usia begitu muda.

Tahun 1972, Lina menikah dengan Raul Jurado. Dia melahirkan anak kedua 33 tahun setelah ia melahirkan anak pertamanya Gerardo. Sampai saat ini siapa ayah Gerardo masih menjadi misteri. Lina dan kedua anaknya kemudian tinggal di Meksiko.

Lina merupakan salah satu dari Sembilan anak yang lahir di negeri kaum Ticrapo, Andes, sebuah desa yang berada di ketinggian 7.400 kaki, sebuah propinsi termiskin di Peru.

Sebuah buku yang ditulis Dr Yusuf Sandoval pada 2002 mengungkap kehidupan Lina Medina. Dia merasa tertarik dengan kasus tersebut. Dia juga menyoroti tentang masyarakat Peru pada masa itu yang hidup dalam kemiskinan.

Kasus Lina memperlihatkan tentang pubertas ekstrem yang melanda anak-anak. Kasus ini memang langka, di mana anak usia 5 tahun ternyata sudah mengalami akil baliq. Lebih dari itu, menyampaikan tentang kehamilan pada anak usia 5 tahun, tentu tidak mudah. Dan, si anak pun pastinya belum mengerti. Karenanya, buku Dr Yusuf Sandoval tentang kehidupan Lina Medina dan kasusnya, menjadi sangat menarik.



(Sumber: Matabumi.com)